skip to main |
skip to sidebar
Dimulai oleh kerinduan David DS Lumoindong seorang hamba Tuhan ketika usia 26 tahun, ia berbeban besar mencari tuntunan Tuhan akan arah hidupnya pelayanan yang berkenan pada Tuhan. Setelah melewati proses pelayanan pemuda yang berkembang, hanya dengan semangat berkobar ingin melayani Tuhan, selamatkan banyak sesama. Tetapi ditengah pelayanan yang padat, suatu beban besar muncul dalam hatinya untuk mengetahui panggilan Tuhan yang sebenarnya. Suatu kerinduan untuk melakukan hal yang menyenangkan Tuhan, melakukan programNya. Sebab banyak orang yang begitu giat bekerja melayani untuk Tuhan tapi pekerjaan yang dilakukan bukan yang direncanakan Tuhan, bahkan melawan Tuhan, seperti yang dialami Saulus yang menjadi Paulus. Kerinduan yang sangat besar untuk mencari kehendakNya mendorongnya untuk melepaskan kesibukan pelayanan, kemudian lebih banyak doa komunikasi dengan Tuhan. Doa, doa terus doa ditambah puasa, secara berantai terus dilakukan tetapi selama sebulan ia tidak menemukan jawaban. Terus berdoa sampai Tuhan menjawab, yang tidak diketahui berapa lama berakhir membutuhkan kerelaan total menyerahkan diri padaNya. Sebulan berlalu bahkan tiga bulan berlangsung masih belum mendapatkan jawaban, sehingga kemudian akhirnya menjadi jelas "kehendakNya" dimengerti, pada bulan Desember 2008 Visi 'Panggilan Tugas Khusus' jelas baginya.
Tuhan memanggil untuk pelayanan mempersiapkan Pemulihan gereja. Seperti ada tertulis Kristus akan tetap disorga sampai Pemulihan segala sesuatu.
Terwujudnya Visi Pemulihan ini maka harus dibangun 3 hal yang menjadi tugasnya.
1. Menggalang para pendoa masal secara kontinyu. Bangun Tempat para pendoa 24 jam di Minahasa, Manado.
2. Membangun menggalang siapkan para pelayan garis depan. Bangun lembaga pelatihan
rohani khusus.
3. Membangun sarana penunjang operasional pelayanan.
Suatu keluarga yang bernazar untuk memberikan tanah mereka untuk menjadi tempat doa, selama beberapa tahun mereka mencari hamba Tuhan yang siap mewujudkan harapan mereka. Pada tahun 2010 Tuhan mempertemukan David DS Lumoindong dengan hamba Tuhan yang juga mengetahui doa dan nazar keluarga Monintja Tambuwun. Mendengar visi yang sama ini menggerakkan suami istri Prof.Dr.Hans Monintja dan istrinya Hizako KA Tambuwun di Jakarta langsung ke Manado melihat dan mendengar langsung penerima visi tersebut. Maka pada bulan April 2010 mereka menyerahkan tanah di desa Leilem untuk dibangunnya Lembah Doa yang dinamakan "Yosafat".
LEMBAH DOA YOSAFAT
Terbuka untuk umat yang datang untuk berdoa. Pelayanan oleh pengelola Lembah Doa bagi para pendoa gratis tanpa dipungut biaya.
Lembah doa ini menjadi sarana doa bagi berbagai organisasi gereja dan dengan harapan membawa dampak pertumbuhan setiap pribadi umat juga pertumbuhan perkembangan pesat setiap gereja disemua bidang pelayanan, dimana masing-masing umat beribadah.
Lembah kemenangan, berkat menjadi tempat turunnya Tuhan untuk ganti berperang bagi umat dalam menghadapi peperangan rohani dalam kehidupannya.